Kamis, 26 Januari 2023

Formula Ms Word biar Tugas Cepat Selesai

Mengetik tugas kuliah, sekolah, skripsi, atau laporan magang, tentu membutuhkan waktu yang banyak untuk mengetik di Microsoft Word. 

Tentu saja akan memakan waktu lama dan mahasiswa perlu menggunakan shorcut agar lebih cepat mengerjakan tugas. Shortcut sendiri merupakan tombol pintasan di keyboard dan terdiri atas beberapa tombol yang ditekan secara bersamaan. Saat ditekan bersamaan, maka bisa memberikan perintah atau memunculkan fitur spesifik pada Microsoft Word. Dengan memanfaatkan shortcut, mahasiswa tidak perlu lagi mencari-cari fitur Microsoft Word di tab Menu, ketika dibutuhkan. Dilansir dari laman Instagram Disdik Jabar, bagi para mahasiswa dan pelajar bisa mencoba menghafalkan rumusnya saat mengetik. 

Berikut ini rincian daftar shortcut keyboard Microsoft Word di Windows dan MacOS :

27 rumus shortcut Ms Word sesuai abjad

  • Ctrl + A = Memilih/memblok seluruh teks
  • Ctrl + B = Menebalkan pilihan yang disorot (bold)
  • Ctrl + C = Menyalin teks yang dipilih (copy)
  • Ctrl + D = Memilih format huruf (font)
  • Ctrl + E = Membuat teks rata tengah (center)
  • Ctrl + F = Membuka kotak pencarian (find)
  • Ctrl + G = Masuk pada halaman tertentu (go)
  • Ctrl + H = Mengganti teks, item khusus atau format spesifik (replace)
  • Ctrl + I = Membuat huruf miring pada pilihan yang disorot (italic)
  • Ctrl + J = Membuat teks rata kiri kanan (justify)
  • Ctrl + K = Memasukkan tautan (insert hyperlink)
  • Ctrl + L = Membuat teks rata kiri (left)
  • Ctrl + M = Meratakan paragraf ke kanan
  • Ctrl + N = Membuat dokumen baru (new)
  • Ctrl + O = Membuka dokumen atau file (open)
  • Ctrl + P = Melakukan pencetakan dokumen (print)
  • Ctrl + Q = Menghapus pengaturan yang telah dibuat
  • Ctrl + R = Membuat teks rata kanan (right)
  • Ctrl + S = Menyimpan dokumen (save)
  • Ctrl + T = Menggeser tabulasi bagian bawah ke atas
  • Ctrl + U = Membuat garis bawah (underline)
  • Ctrl + V = Menempelkan teks atau objek (paste)
  • Ctrl + W = Menutup atau keluar
  • Ctrl + X = Memotong teks atau objek (Cut)
  • Ctrl + Y = Menjalankan aksi terakhir (redo)
  • Ctrl + Z = Membatalkan aksi sebelumnya (undo)


Shortcut kombinasi di Microsoft Word 

  • Ctrl + Shift + C = Menyalin teks atau objek (copy) 
  • Ctrl + Shift + D = Menambahkan garis bawah ganda (double underline) 
  • Ctrl + Shift + E = Melihat perubahan yang sudah dilakukan 
  • Ctrl + Shift + F = Mengubah atau memilih font 
  • Ctrl + Shift + H = Menyembunyikan tulisan teks yang dipilih 
  • Ctrl + Shift + K = Membuat huruf menjadi kapital 
  • Ctrl + Shift + L = Membuat teks yang dipilih menjadi daftar poin 
  • Ctrl + Shift + N = Menjadikan paragraf yang dipilih sesuai pengaturan asal 
  • Ctrl + Shift + P = Mengubah ukuran font 
  • Ctrl + Shift + Q = Mengubah huruf yang dipilih menjadi simbol 
  • Ctrl + Shift + S = Menerapkan gaya (style) 
  • Ctrl + Shift + T = Menggeser paragraf ke kiri 
  • Ctrl + Shift + V = Menempelkan teks atau objek (paste) 
  • Ctrl + Shift + W = Menerapkan garis bawah (underline) 
  • Ctrl + Shift + > = Menyorot teks ke kanan 
  • Ctrl + Shift + < = Menyorot teks ke kiri 
  • Ctrl + 1 = Membuat spasi tunggal 
  • Ctrl + 5 = Membuat spasi 1.5 
  • Ctrl + 2 = Membuat spasi ganda 
  • Ctrl + Alt + 1 = Mengubah teks menjadi heading 1 
  • Ctrl + Alt + 2 = Mengubah teks menjadi heading 2 
  • Ctrl + Alt + 3 = Mengubah teks menjadi heading 3 
  • Ctrl + S = Menyimpan dokumen 
  • Ctrl + W = Menutup dokumen 
  • Ctrl + Del = Menghapus kata di sebelah kana kursor 
  • Ctrl + Backspace = Menghapus kata di sebelah kiri kursor 
  • Ctrl + End = Memindahkan kursor ke akhir dokumen 
  • Ctrl + Home = Memindahkan kursor ke awal dokumen


Pengertian, Fungsi dari Subnetting, CIDR, dan VLSM

Pengertian Subnetting


 Subnetting adalah suatu proses untuk memecah suatu jaringan IP network ke Sub Network yang lebih kecil atau juga dapat diartikan sebagai metode yang dilakukan untuk membagi blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address.

Alasan pembuatan subnetting adalah :
1. Untuk mereduksi traffic jaringan     
2. Mengoptimasi performasi jaringan     
3. Memudahkan manajemen     
4. Mengefektifkan jaringan yang membatasi area geografis yang luas.

Tujuan Subnetting

Menurut laman resmi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Bengkulu, hadirnya teknik subnetting dapat memudahkan seorang network administrator dalam mengamankan jaringan.

Selain itu, ada beberapa tujuan lain dari teknik subnetting ini yang perlu untuk diketahui, yaitu:
  1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang tidak terpakai).
  2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  4. Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
  5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
  6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
  7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi Subnetting

Setelah mengetahui tujuan dari subnetting, pahami juga berbagai manfaat dan fungsi subnetting. Menyadur dari buku Jaringan Komputer karangan Muhammad Yasin Simargolang, berikut informasinya.
1. Mengefesienkan alamat IP
Penghematan alamat IP dilakukan dengan mengalokasikan IP Address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memiliki 254, 65.000, atau 16 juta IP Address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, hanya sedikit network yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Kemudian, network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP Address.
2. Mengurangi traffic jaringan
Subnetting memastikan bahwa traffic yang ditujukan untuk perangkat dalam subnet tetap berada di subnet itu agar dapat mengurangi keleletan. Penempatan subnet yang strategis dapat membantu mengurangi beban jaringan dan lalu lintas rute yang lebih efisien.
Jadi, apa yang terjadi pada jaringan besar tanpa subnet? Setiap komputer akan melihat paket broadcast dari semua komputer dan server di jaringan, sehingga switch harus memindahkan semua lalu lintas ke port yang sesuai. Hal ini menyebabkan peningkatan kelambatan, kinerja jaringan berkurang, dan waktu respons yang lebih lambat.
Router digunakan untuk memindahkan lalu lintas antara hasil subnet tanpa lalu lintas siaran atau informasi apa pun yang tidak perlu diarahkan atau dipindahkan ke subnet lain. Akibatnya, jumlah lalu lintas dalam setiap subnet berkurang, kemudian kecepatan setiap subnet akan meningkat, sehingga memudahkan kemacetan jaringan.
3. Meningkatkan keamanan jaringan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meningkatkan keamanan jaringan dapat dilakukan dengan melakukan teknik subnetting. Memisahkan jaringan menjadi subnet dapat mengontrol aliran lalu lintas menggunakan ACL, Qos, atau peta rute.
Teknik subnetting juga memungkinkan seseorang untuk mengidentifikasi ancaman, titik tutup dari masuk, dan targetkan tanggapan dengan lebih mudah. Jaringan IP Address pun dapat dibagi menggunakan router untuk menghubungkan subnet melalui konfigurasi ACL pada router dan switch.
4. Mengoptimalkan kinerja dan kecepatan jaringan
Teknik subnetting dapat mengoptimalisasi untuk kinerja jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network.
Cara TCP/IP bekerja dengan mengatur agar komputer dengan network ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, artinya sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network.


Pengertian CIDR (Classles Inter-Domain Routing)

  CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
1.kelas C :/25 sampai /30 (dengan penghitungan pada oktet ke 4).
2.kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada oktet ke 3 dan 4).
3.kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada oktet ke 2, 3, dan 4).
Konsep yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Tabelnya digambarkan sebagai berikut :
  
Subnetmask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnetmask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

A.     Menghitung Subnet Kelas C
Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada oktet ke 4
Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.
Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada oktet terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2thn – 2 (dimana y adalah bilangan bineri 0 pada oktet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – nilai oktet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet selanjutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet semuanya adalah 0, 64, 128, 192.
Kita buat tabelnya seperti berikut dengan catatan :
*             Subnet : Sesuai pada blok subnet.
*             Host Pertama : 1 angka setelah subnet.
*             Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya.
*             Host terakhir: 1 angka sebelum siaran.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Tuan Rumah Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Tuan rumah Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Siaran
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
      

B.  Menghitung Subnet Kelas B
Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B terletak pada oktet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada oktet ke 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi11111111.11111111.11111111.10000000.
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128)
Tabelnya menjadi :

Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Tuan Rumah Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Tuan rumah Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Siaran
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255
            
C.  Menghitung Subnet Kelas A
Pada kelas A perhitungan dilakukan pada oktet ke 2, 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst.
Tabelnya menjadi :

Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Tuan Rumah Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Tuan rumah Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Siaran
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255


Pengertian VLSM (Variable Length Subnet Mask)

  VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.

 

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, sebagai berikut:
  1. routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :  RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
  2. semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yan menggunakan algoritma penerus packet informasi
Contoh Penerapan VLSM: 130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat:
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka:
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah:
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu:
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu:
 /20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat:
 130.20.32.0/24
Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16  = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Manfaat VLSM:
  1. Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
  2. VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
  3. Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

Perbedaan CIDR dan VLSM

CIDR - CLASSLESS INTERDOMAIN ROUTING

Dalam teknik ini, jaringan tidak subnetted pada batas kelas tetapi sesuai dengan kebutuhan Anda. Mungkin subnet / 25 atau / 30, tetapi semua subnet yang muncul dari mask ini akan memiliki jumlah host yang sama di setiap subnet, maka semua subnet akan memiliki nilai / x yang sama, jika ini tidak diterapkan dengan VLSM. Routing antara subnet ini adalah CIDR.

VLSM - VARIABLE LENGHT SUBNET MASKING

Ini adalah bentuk khusus CIDR, dimana Anda mengambil jaringan classful dan kemudian Anda subnet sedemikian rupa sehingga setiap subnet akan memiliki jumlah host yang berbeda di dalamnya menghasilkan topeng yang berbeda, tetapi jumlah host di semua subnet ketika ditambahkan sama dengan total jumlah host di jaringan classful asli.

Membingungkan? Seharusnya tidak.

Contoh:

jaringan classful:

192.168.1.0/24

CIDR + VLSM

sub1: 192.168.1.0/25 128 host 0-127

sub2: 192.168.1.128/26 64 host 128–191

sub3: 192.168.1.192/27 32 host 192–223

sub4: 192.168.1.224/27 32 host 224–255.

Total jumlah host:

128 + 64 + 32 + 32 = 256 = jumlah host di subnet 192.168.1.0/24.

Kami melakukan ini menggunakan mask yang berbeda (VLSM) yang pada gilirannya tidak pada batas classful (CIDR).

Seharusnya sudah jelas sekarang.

 

Kesimpulan

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) dan VLSM (Variable Lenght Subnet Masking) sama-sama termasuk subnetting, akan tetapi mereka memiliki sedikit perbedaan seperti berikut :

CIDR berfungsi untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. CIDR mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.

Sedangkan VLSM berfungsi untuk mengembangkan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah Host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. 

Tutorial membuat Hotspot Menggunakan 2 WLAN di MikroTik

Pendahuluan MikroTik adalah salah satu perangkat jaringan yang sering digunakan untuk keperluan manajemen jaringan, termasuk pembuatan hotsp...